Postingan

Di Balik Menjamurnya Paid Promote pada Kalangan Mahasiswa Masa Kini

Gambar
  (Sumber: instagram.com/danusanstat) Bagi kebanyakan orang, terutama mahasiswa, sudah tidak asing lagi dengan namanya paid promote apalagi bagi mereka yang berkecimpung di dunia organisasi, kepanitiaan, atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Bagi yang masih awam mungkin sedang bertanya-tanya saat membaca ini, “Apakah paid promote itu?”. Oleh karena itu, sebelum membahasnya secara lebih lanjut, simak dulu yuk penjelasan mengenai paid promote. “Risolnya, Kakak!” teriak anak Danus (Dana Usaha) yang sibuk menjajakan jualannya pagi-pagi di ruang kelas -pada saat masih perkuliahan offline , tentu saja. Kini teriakan-teriakan tersebut tidak lagi terdengar, yang tersisa hanyalah pp yang memenuhi timeline. Nah, paid promote (pp) ini senantiasa memenuhi timeline Instagram para mahasiswa di luar sana, menandakan bahwa orang yang mengunggah post -an tersebut sedang sibuk berperan dalam organisasi/kepanitiaan mereka. Stereotipenya, ‘anak kura-kura (kuliah-organisasi-kuliah-organisasi) banget’

Mudik Lebaran di Tengah Pandemi 2021

     Mudik menjadi sebuah tradisi di kalangan masyarakat Indonesia menjelang lebaran atau Hari Raya Idulfitri. Berdasarkan KBBI, mudik berarti pulang ke kampung halaman. Kebanyakan masyarakat perkotaan besar atau urban, seperti DKI Jakarta, akan pulang menuju kampung halaman mereka untuk mengunjungi orang tua dan sanak saudara.      Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memegang peran penting dalam membentuk tradisi mudik ini di Indonesia. Biasanya, beberapa hari hingga satu bulan sebelum lebaran, masyarakat berbondong-bondong mudik. Pada tahun 2019, data dari Kementerian Perhubungan mencatat jumlah pemudik pada H-7 hingga H-1 lebaran berjumlah sekitar 7,2 juta pemudik. Secara keseluruhan, total jumlah penumpang angkutan yang mudik pada lebaran 2019 sebesar 18.343.021 orang.       Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia untuk pertama kalinya. Penyebaran virus ini dimulai pada tanggal 2 Maret 2020, sebulan lebih sebelum lebaran 2020. Untuk mencegah terjadinya transm

Adat Pernikahan Suku Sasak: Calon Pengantin yang Diculik

Gambar
(Sumber: Foto oleh Lanty  pada  Unsplash  )  

Indonesia 'Berlangganan' Banjir

Gambar
  (Sumber:  Misbahul Aulia  di  Unsplash )      Akhir-akhir ini, Indonesia kerap dilanda banjir. Hal ini berkaitan dengan masuknya musim hujan yang telah terjadi sejak bulan Oktober tahun 2020. Ribuan rumah terdampak banjir maupun banjir bandang yang sangat merugikan masyarakat.       Banyak berita banjir dirilis dari berbagai daerah. Diawali di Kabupaten Demak, Provisi Jawa Tengah, yang menerima banjir akibat dari luapan Sungai Tuntang pada hari pertama tahun 2021. Lalu, banjir terjadi di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Selanjutnya, banjir juga terjadi di Provinsi DKI Jakarta yang sudah berlangganan terkena banjir selama bertahun-tahun. Wilayah lain yang terkena banjir meliputi Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Gresik, Kota Manado, Provinsi Papua, dan daerah-daerah lainnya. Banjir paling baru yang menimpa wilayah Indonesia dan menyebabkan kerugian yang sangat besar ialah banjir di Provins

Mengulik Pariwisata di Kota Mataram, Tidak Hanya Pantai Saja!

Gambar
  Pantai Ampenan  (Sumber: Dokumen pribadi)      Belum beranjak dari dampak gempa yang melanda Pulau Lombok pada tahun 2018 lalu, Kota Mataram harus menghadapi pandemi COVID-19 yang membuat pariwisata di Pulau Lombok, termasuk Kota Mataram, semakin terpuruk. Namun, terpuruknya sektor pariwisata di wilayah ini lantas tak mengurangi keindahan destinasi wisata yang berada di dalamnya. Malahan, pemerintah berupaya menambah daya tarik tempat wisata dan memperbaiki fasilitas-fasilitas publik yang dapat digunakan oleh wisatawan. Walaupun bukan menjadi kota tempat destinasi utama dari para wisatawan ke Pulau Lombok, Kota Mataram bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin mencari kehidupan kota di sela-sela 'liburan ke pantai'-nya.        Dari jumlah wisatawan sendiri, BPS merilis data jumlah wisatawan di Kota Mataram pada tahun 2017 sebanyak 714.291 kunjungan. Angka ini menurun menjadi sebanyak 671.587 kunjungan pada tahun 2018 akibat gempa yang melanda Pulau Lombok selama berbulan